3.1.j. Koneksi Antar Materi - Modul 3.1 Tentang Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin
Assalamu Alaikum Warhmatullahi Wabarakatuh...
Perkenalkan saya Zainal dari UPTD SMP Negeri 5 Barru yang menjadi Calon Guru Penggerak Angkatan 10 Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2024. Pada kesempatan ini saya akan berbagi tugas Koneksi Antar Materi Modul 3.1 tentang Pengambilan Keputusan Berdasarkan Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin.
Kegiatan Pemantik:
Bacalah kutipan ini dan tafsirkan apa maksudnya:
“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”
(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).
Bob Talbert
- Dari kutipan di atas, apa kaitannya dengan proses pembelajaran yang sedang Anda pelajari saat ini?
Dalam konteks proses pembelajaran saat ini, kutipan Bob Talbert dapat memberikan pencerahan bahwa sangat penting mempelajari dan menumbuhkan kemampuan akademik, tetapi mengajarkan murid tentang nilai-nilai yang membentuk karakter dan moral anak jauh lebih penting. Pendidikan bukan hanya tentang penguasaan materi, tetapi juga tentang pengembangan karakter dan pemahaman tentang bagaimana menerapkan pengetahuan tersebut dalam konteks yang lebih luas. Dengan demikian, menyeimbangkan antara kemampuan akademik dan pendidikan nilai-nilai merupakan bagian penting dari proses pembelajaran yang holistik. Oleh karena itu, sebagai pemimpin pembelajaran harus mampu mengedepankan etika sebagai dasar dalam pengambilan keputusan karena bersumber dari nilai-nilai kebajikan universal. Sehingga keputusan yang diambil berpihak pada murid dan dapat dipertanggungjawabkan.
- Bagaimana nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita?
Dalam pengambilan suatu keputusan terdapat tiga prinsip yang kita anut yaitu berpikir berbasis hasil akhir (Ends-Based Thinking), berpikir berbasis peraturan (Rule-Based Thinking) dan berpikir berbasis rasa peduli (Care-Based Thinking). Prinsip-prinsip tersebut digunakan dalam pengambilan keputusan berdasarkan kondisi yang dihadapi. Selain itu, pengambilan keputusan harus bersumber dari nilai-nilai kebajikan universal yang berpihak pada murid dan dapat dipertanggungjawabkan sehingga nantinya keputusan yang diambil akan memberikan dampak yang positif bagi lingkungan kita.
- Bagaimana Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid, dalam pengambilan keputusan Anda?
Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, saya dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid dengan menanamkan nilai-nilai kebajikan dalam pengambilan suatu keputusan. Keputusan yang bertanggung jawab dan beriorientasi pada kebutuhan murid dapat berkontribusi pada pencapaian hasil belajar yang optimal dan pengembangan pribadi murid ke arah yang positif. Melalui keputusan dan tindakan yang saya ambil, secara tidak langsung memberikan contoh dan teladan kepada murid tentang pentingnya memperhatikan nilai-nilai kebajikan dalam pengambilan suatu keputusan dalam kehidupan sehari-hari.
- Menurut Anda, apakah maksud dari kutipan ini jika dihubungkan dengan proses pembelajaran yang telah Anda alami di modul ini? Jelaskan pendapat Anda.
Menurut
Saya, kutipan dari Georg Wilhelm Friedrich Hegel, "Education is the art of
making man ethical," menekankan bahwa pendidikan bukan hanya berfokus pada
aspek pengetahuan atau akademik, tetapi pendidikan juga merupakan wadah
pembentukan karakter dan perilaku etis pada individu. Dengan demikian,
pendidikan dapat menumbuhkan moralitas dan integritas dalam diri murid.
Rangkuman
Kesimpulan Pembelajaran (Koneksi Antar materi)
·
Bagaimana
Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan
penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin ?
Filosofi
Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka yaitu Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing
Madya Mangunkarsa, Tut Wuri handayani memiliki makna mendalam yang dapat kita
jadikan landasan dalam setiap pengambilan keputusan, yaitu keputusan yang
selalu berpihak kepada murid. Sebagai pemimpin dalam mengambil keputusan harus
mencerminkan keteladanan dan keadilan. Dalam artian pemimpin harus menjadi
contoh yang baik dan membuat keputusan berdasarkan prinsip-prinsip moral dan
etika yang tinggi. Sehingga sebagai seorang pemimpin dalam mengambil keputusan
seharusnya memberikan teladan dan contoh akan keputusan yang bijak dan patut
ditiru (Ing Ngarso Sung Tulodo), mampu memberdayakan dan membangun
kerukunan, menyemangati, membuat orang lain memiliki kekuatan demi memperbaiki
kualitas diri mereka (Ing Madya Mangun Karsa), serta mampu mempengaruhi
dan mendorong semangat meningkatkan kualitas agar selalu menjadi lebih baik (Tut
Wuri Handayani).
·
Bagaimana
nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip
yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Sebagai
seorang pendidik hendaknya menanamkan nilai-nilai kebajikan dalam pengambilan
suatu keputusan. Nilai-nilai yang dimaksud seperti integritas, keadilan, dan
empati akan memandu kita dalam membuat keputusan yang etis dan berorientasi
pada kesejahteraan semua pihak. Keputusan yang diambil dengan mempertimbangkan
nilai-nilai tersebut cenderung lebih konsisten dan mencerminkan komitmen kita
terhadap prinsip moral. Nilai-nilai tersebut juga dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan terhadap situasi yang dihadapi dengan mempertimbangkan 3
prinsip pengambilan keputusan. Dengan demikian, nilai-nilai tersebut dapat
menciptakan pembelajaran yang berpihak pada murid.
·
Bagaimana
materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan)
yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran
kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil?
Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada
pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut?
Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada
sebelumnya.
Materi
pengambilan keputusan berkaitan erat dengan kegiatan ‘coaching’ karena sesi
bimbingan membantu mengevaluasi dan merefleksikan keputusan yang telah diambil.
‘Coaching’ memberikan umpan balik yang konstruktif dan pertanyaan-pertanyaan
yang memicu pemikiran kritis, memungkinkan kita untuk menilai efektivitas
keputusan tersebut. Jika masih ada pertanyaan atau ketidakpastian, sesi
‘coaching’ bisa menawarkan perspektif baru dan strategi untuk perbaikan, serta
mendukung proses pembelajaran dan pengambilan keputusan yang lebih baik ke
depan. Dalam pengambilan keputusan kita hendaknya memperhatikan panduan tentang
4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengujiaan keputusan yang kita ambil.
· Bagaimana kemampuan guru dalam
mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap
pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?
Kemampuan
guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya sangat
mempengaruhi pengambilan suatu keputusan, terutama yang berkaitan dengan kasus dilema etika. Guru yang mampu
mengelola emosi dan memahami dampaknya terhadap diri sendiri dan orang lain
akan lebih objektif dan bijaksana dalam membuat keputusan. Kesadaran sosial dan
emosional membantu guru mempertimbangkan berbagai perspektif dan dampak
emosional dari keputusan mereka, sehingga mereka dapat mengambil keputusan yang
lebih bijak, adil dan etis.
· Bagaimana pembahasan studi kasus
yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut
seorang pendidik?
Pembahasan
studi kasus tentang masalah moral atau etika seringkali mengarahkan kita
kembali ke nilai-nilai dasar yang dianut seorang pendidik. Keputusan yang
diambil dalam kasus tersebut mencerminkan prinsip-prinsip moral dan etika yang
diyakini pendidik, seperti keadilan, integritas, dan empati. Studi kasus ini
membantu pendidik untuk mengevaluasi sejauh mana nilai-nilai mereka
mempengaruhi keputusan mereka dan bagaimana prinsip-prinsip ini diterapkan
dalam konteks nyata. Keputusan
yang diambil akan semakin akurat apabila keputusan tersebut dapat mengakomodir
kebutuhan murid serta menciptakan keselamatan dan kebahagiaan bagi semua pihak
berdasarkan nilai-nilai kebenaran dan kebajikan.
· Bagaimana pengambilan keputusan
yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif,
kondusif, aman dan nyaman.
Pengambilan
keputusan yang tepat berkontribusi pada terciptanya lingkungan yang positif,
kondusif, aman, dan nyaman dengan memastikan bahwa keputusan tersebut adil,
mendukung kebutuhan semua pihak, dan meminimalkan konflik. Keputusan yang baik
memperhatikan kesejahteraan dan kepentingan semua anggota lingkungan, menciptakan
suasana yang mendukung perkembangan dan kesejahteraan individu.
· Apakah tantangan-tantangan di
lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap
kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di
lingkungan Anda?
Pada
dasarnya setiap keputusan pasti ada resiko, pro dan kontra. Hal tersebut
menjadi salah satu tantangan tersendiri. Adapun tantangan yang saya hadapi
dalam pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus yang sifatnya dilema etika
adalah perasaan tidak enak yang timbul karena tidak dapat memuaskan semua pihak. Namun
dengan berpedoman pada 4 paradigma, 3 prinsip serta mengikuti 9 langkah
pengambilan keputusan dapat diterima oleh semua pihak sehingga perasaan tidak
nyaman dapat diminimalir.
· Apakah pengaruh pengambilan
keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid
kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid
kita yang berbeda-beda?
Pengambilan
keputusan yang tepat berpengaruh besar pada pengajaran yang memerdekakan murid
dengan memastikan bahwa metode dan materi pembelajaran disesuaikan dengan
kebutuhan dan potensi setiap murid. Keputusan ini dapat mencakup pemilihan
pendekatan yang mendukung pembelajaran berdiferensiasi, pengembangan kurikulum
yang inklusif, dan penyediaan sumber daya yang sesuai. Untuk memutuskan
pembelajaran yang tepat, penting untuk melakukan penilaian mendalam terhadap
kebutuhan dan kekuatan murid, berkolaborasi dengan mereka dan pihak terkait,
serta menggunakan data dan umpan balik untuk menyesuaikan metode pengajaran. Hal
tersebut membantu menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan
pemenuhan potensi setiap murid.
· Bagaimana seorang pemimpin
pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa
depan murid-muridnya?
Keputusan
yang diambil oleh seorang pemimpin memberikan dampak besar, baik jangka pendek
maupun jangka panjang bagi murid. Keputusan yang baik dapat memfasilitasi
pengembangan keterampilan dan karakter murid, mempersiapkan mereka untuk
tantangan di masa depan.
· Apakah kesimpulan akhir yang dapat
Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan
modul-modul sebelumnya?
Kesimpulan
yang dapat saya ambil dengan mengaitkan materi-materi sebelumnya yaitu
pengambilan keputusan yang efektif dan etis merupakan kunci untuk menciptakan
lingkungan belajar yang positif dan mendukung perkembangan murid. Modul ini
menghubungkan konsep pengambilan keputusan dengan filosofi kepemimpinan, aspek
sosial-emosional, dan praktik pendidikan yang memerdekakan murid.
Keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya memperlihatkan bagaimana
prinsip-prinsip ini diterapkan dalam konteks yang lebih luas, seperti pembuatan
kebijakan, pengelolaan kelas, dan pengembangan kurikulum, serta bagaimana
pemahaman mendalam tentang dilema etika dan pendekatan pengambilan keputusan
memperkaya dan memperkuat praktik pendidikan secara keseluruhan.
· Sejauh mana pemahaman Anda tentang
konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan
bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan
keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal
yang menurut Anda di luar dugaan?
Saya
cukup memahami materi pada modul ini, sehingga pada proses penerapannya sangat
membantu dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Hal-hal yang menurut saya
diluar dugaan bahwa ternyata dalam pengambilan keputusan bukan hanya didasarkan
pada pemikiran dan pertimbangan semata, namun sangat diperlukan adanya
paradigma, prinsip, dan langkah-langkah pengujian pengambilan keputusan, agar
keputusan yang diambil tepat sasaran dan bermanfaat untuk orang banyak.
·
Sebelum
mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai
pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa
yang Anda pelajari di modul ini?
Sebelum
mempelajari modul ini saya pernah mengambil keputusan dengan situasi dilema
etika, namun yang saya lakukan hanya sebatas pada pemikiran didukung dengan
beberapa pertimbangan. Saya sudah merasa aman bila keputusan yang saya ambil
sudah sesuai aturan dan tidak berdampak merugikan banyak orang. Dengan belajar
modul ini saya menjadi lebih kaya akan pengetahuan bahkan telah mempraktikkan,
bagaimana cara pengambilan keputusan yang tepat dengan menggunakan
langkah-langkah tertentu yang tak lepas dari paradigma dan prinsip-prinsip yang
ada.
· Bagaimana dampak mempelajari konsep
ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil
keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
Mempelajari
konsep-konsep ini berdampak signifikan pada cara saya dalam mengambil keputusan
dengan meningkatkan pemahaman saya tentang dilema etika dan prinsip pengambilan
keputusan. Sebelum mempelajari modul ini, keputusan yang saya ambil masih
berdasarkan pada intuisi atau pendekatan yang kurang terstruktur. Sehingga
setelah mengikuti pembelajaran modul ini, saya mulai berhati-hati dalam
bertindak dan mengambil keputusan dengan berpedoman pada 4 paradigma, 3 prinsip
serta mengikuti 9 langkah pengambilan keputusan dapat diterima oleh semua pihak
· Seberapa penting mempelajari topik
modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?
Menurut saya materi pada modul 3.1 sangat penting dan bermakna, karena sebagai seorang individu bisa meningkatkan keterampilan, wawasan baru, atau pemahaman yang lebih baik terutama mengenai peran nilai-nilai kebajikan dalam pengambilan suatu keputusan, sedangkan sebagai seorang pemimpin saya mulai memahami langkah-langkah dalam mengambil sebuah keputusan terbaik dan bertanggung jawab berdasarkan 4 paradigma, 3 prinsip serta mengikuti 9 langkah pengambilan suatu keputusan.
Demikian pemaparan saya mengenai
tugas koneksi antar materi modul 3.1 tentang pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai
kebajikan sebagai pemimpin. Saya menyadari masih sangat perlu untuk belajar
lebih banyak lagi.
Mohon masukan yang
sifatnya membangun agar saya selalu termotivasi untuk selalu tergerak belajar
dan melakukan aktivitas yang bermanfaat untuk orang lain.
Salam Guru Penggerak…
Terbaik mmg. 👍👍
BalasHapusTerima Kasih Ibu Guru
HapusLuar biasa, sangat lengkap pemaprannya pak
BalasHapusTerima Kasih Pak.. Semoga dapat menginspirasi
HapusMantap.
BalasHapusLuar biasa... the best pak.
BalasHapusLuar biasa, andalan memang
BalasHapusKereen. Sangat jelas dan kreatifitas yg sangat menginspiraai.
BalasHapusSangat luar biasa pak
BalasHapus