Jurnal Refleksi Dwi Mingguan 8 - PGP_A10 _ ZAINAL-10.080

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,


Saya Zainal dari UPTD SMP Negeri 5 Barru yang menjadi Calon Guru Penggerak Angkatan 10 Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan.

Pada kesempatan ini saya akan menulis Jurnal Refleksi Dwi Mingguan ke-8 sesuai modul 3.1 tentang Pengambilan Keputusan Berdasarkan Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin. Jurnal ini merupakan refleksi diri ditulis secara rutin setiap dua minggu dan menjadi tugas yang harus dikerjakan oleh calon guru penggerak selama mengikuti kegiatan Pendidikan Guru Penggerak.

Dalam menulis jurnal refleksi ini saya menggunakan model 1 yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway, yaitu model 4F (Fact, Feeling, Findings, dan Future), yang dapat diterjemahkan menjadi 4P yakni : Peristiwa; Perasaan; Pembelajaran; dan Penerapan.

  1. Fact (Peristiwa)

Saya memiliki pengalaman yang sangat positif dalam mengikuti pembelajaran di modul 3.1 ini. Saya mengikuti tahapan pembelajaran sesuai dengan alur M-E-R-D-E-K-A seperti pada modul-modul sebelumnya. Kata MERDEKA sendiri adalah singkatan dari langkah-langkah belajar yang harus dilalui, yaitu Mulai dari diri, Eksplorasi konsep, Ruang kolaborasi, Demonstrasi kontekstual, Elaborasi konsep, Ruang kolaborasi, Demonstrasi kontekstual, Elaborasi pemahaman, Koneksi antar materi, dan Aksi nyata.

Modul 3.1 diawali dengan pre-test paket modul 3, sebelum memulai alur “Mulai dari diri dan Eksplorasi Konsep-Mandiri ” pada hari Senin, tanggal 29 Juli 2024.  Pada alur “Mulai dari Diri”, saya melakukan kegiatan untuk membangkitkan pengetahuan awal saya dan mengamati keterampilan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan yang harus mempertimbangkan berbagai pihak yang terlibat, seperti murid, orang tua/wali murid, guru, pengawas, dan pihak komunitas sekolah. Sedangkan pada alur eksplorasi konsep, saya melakukan eksplorasi mandiri untuk memahami konsep pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai seorang pemimpin di sekolah, yang bertujuan untuk menjadikan institusi sekolah sebagai institusi moral. Selanjutnya eksplorasi konsep juga dilakukan melalui forum diskusi yang dijadwalkan pada tanggal 30-31 Juli 2024. Dalam forum diskusi, kami mendiskusikan pentingnya pemimpin dalam mengambil keputusan yang didasarkan pada tiga unsur, yaitu berpihak pada murid, bertanggung jawab, serta didasarkan pada nilai-nilai kebajikan universal. Selain itu, saya juga menganalisis nilai-nilai kebajikan yang terkandung dalam sebuah pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika.

Pada alur ruang kolaborasi, saya berpartisipasi dalam kolaborasi di ruang virtual dengan rekan-rekan CGP yang tergabung ke dalam kelas 10.080-SULSEL dengan tujuan untuk saling berbagi, berkolaborasi, dan menerapkan keterampilan pengambilan keputusan berdasarkan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Ruang kolaborasi terdiri atas 2 tahap yaitu pada tahap 1, kami menganalisis sebuah kasus dilema etika dan pada tahap 2, kami mempresentasikan hasil diskusi kelompok kami. Kegiatan ruang kolaborasi berlangsung tanggal 1-2 Agustus 2024 yang dipandu oleh Bapak Irham, S.Pd.,M.Pd selaku fasilatator di kelas 10.080 – SULSEL.

Setelah itu, pembelajaran dilanjutkan pada alur demonstrasi kontekstual. Pada alur ini, saya melakukan analisis tentang bagaimana proses pengambilan keputusan diterapkan berdasarkan pengetahuan yang saya pelajari tentang paradigma, prinsip, pengambilan dan pengujian keputusan di sekolah asal saya dan di sekolah/lingkungan lain. Dalam melakukan analisis pengambilan keputusan, saya melakukan wawancara dengan dua kepala sekolah yang berbeda.

Kepala sekolah yang saya wawancarai adalah Bapak Zainal Abidin, S.Pd.,M.Pd selaku kepala sekolah di tempat saya bertugas yaitu UPTD SMP Negeri 5 Barru, dan Bapak Syafruddin, S.Pd.,M.Pd selaku kepala sekolah dari UPT SMA Negeri 3 Barru.


Kegiatan wawancara tersebut saya laksanakan pada hari Selasa, 6 Agustus 2024. Saat melaksanakan tugas wawancara dengan dua kepala sekolah yang berbeda, Saya mengalami sedikit tantangan. Namun, saya berhasil mengatasi tantangan tersebut dengan membuat pertanyaan yang bermakna dan relevan dengan tujuan saya. Saya merasa berhasil melakukan tugas tersebut sesuai dengan rencana dan sampai saat ini segala sesuatu berjalan dengan baik. Pada tanggal 7 dan 8 Agustus 2024, pembelajaran dilanjutkan pada alur elaborasi pemahaman dan koneksi antar materi.

Kegiatan elaborasi dipandu oleh Ibu Febriandrini K,ST.,MIB selaku Instruktur. Sedangkan pada alur koneksi antar materi, para CGP membuat kesimpulan (sintesis) dari keseluruhan materi yang didapat dan menjawab 4 soal kemudian menuliskan ke dalam Blog. Selanjutnya pada tahap akhir dari alur M-E-R-D-E-K-A yaitu Aksi Nyata yang dijadwalkan dalam LMS pada tanggal 9 Agustus 2024 bertujuan agar para CGP dapat mempraktikkan proses pengambilan keputusan, paradigma, prinsip, dan pengujian keputusan di sekolah Calon Guru Penggerak.

  1. Perasaan (Feeling)

Selama dua minggu terakhir mempelajari modul 3.1, Saya merasa bahagia dan bersyukur karena saya mendapatkan pengetahuan dan pemahaman baru yang sangat penting bagi seorang pemimpin pembelajaran. Sebagai seorang guru penggerak nantinya, saya harus mampu memimpin pembelajaran, menggerakkan komunitas praktisi, melatih guru lain, menguatkan kolaborasi antar guru, dan memajukan kepemimpinan murid. Untuk melakukan tugas tersebut dengan baik, saya harus memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan yang didasarkan pada nilai-nilai kebajikan. Seperti yang saya pelajari, seorang guru penggerak harus memiliki nilai-nilai mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, dan mendukung murid. Ketika mengambil keputusan, seorang pemimpin harus mempertimbangkan tiga unsur penting, yaitu mendukung murid, bertanggung jawab, dan didasarkan pada nilai-nilai kebajikan universal. Selama mempelajari konsep materi dari awal hingga modul ini, saya menemukan banyak keterkaitan yang membantu saya memahami konsep tersebut dengan lebih baik dan membentuk pemahaman baru bagi saya.

  1. Pembelajaran (Findings)

Pembelajaran yang saya dapatkan dari modul 3.1 yakni bahwa sebagai seorang pemimpin, pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan adalah suatu keterampilan yang sangat penting. Dalam pengambilan keputusan, terkadang terdapat banyak kepentingan yang saling bersinggungan dan dapat menyebabkan beberapa pihak merasa dirugikan atau tidak puas dengan keputusan yang diambil. Namun, semakin sering kita melakukan pengambilan keputusan, semakin terlatih dan fokus dalam mengambil keputusan yang tepat. Meskipun sulit untuk memilih antara beberapa pilihan yang benar, sebagai pemimpin, kita harus mempertimbangkan tiga unsur penting dalam pengambilan keputusan, yaitu mendukung murid, didasarkan pada nilai-nilai kebajikan universal, dan bertanggung jawab atas semua konsekuensi dari keputusan yang diambil.

Ketika kita berada dalam situasi dilema etika, terdapat nilai-nilai kebajikan mendasar yang saling bertentangan seperti cinta dan kasih sayang, kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tanggung jawab, dan penghargaan akan hidup. Dalam paradigma situasi dilema etika, terdapat kategori seperti individu vs kelompok, keadilan vs kasih sayang, kebenaran vs kesetiaan, serta jangka pendek vs jangka panjang. Terdapat tiga prinsip pengambilan keputusan yang dapat digunakan dalam menghadapi dilema etika, yaitu berpikir berdasarkan hasil akhir, berpikir berdasarkan peraturan, dan berpikir berdasarkan rasa peduli.

Dalam menghadapi situasi dilema etika atau bujukan moral yang membingungkan, terdapat 9 langkah yang dapat digunakan sebagai panduan untuk mengambil keputusan dan menguji keputusan yang akan diambil. Pertama, mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi tersebut. Kedua, menentukan siapa yang terlibat dalam situasi tersebut. Ketiga, mengumpulkan fakta-fakta relevan yang berkaitan dengan situasi tersebut. Keempat, melakukan pengujian benar atau salah dengan menguji legalitas, regulasi/standar profesional, intuisi, publikasi, dan panutan/idola. Kelima, melakukan pengujian paradigma benar lawan benar. Keenam, melakukan prinsip resolusi. Ketujuh, melakukan investigasi opsi trilemma. Kedelapan, membuat keputusan. Dan terakhir, kesembilan, melihat kembali keputusan dan merenungkannya kembali. Perlu diperhatikan bahwa sembilan langkah pengambilan keputusan ini adalah panduan, bukan sebuah metode yang kaku dan harus diadaptasi dengan situasi yang sedang dihadapi.

  1. Penerapan (Future)

Setelah mempelajari modul 3.1 tentang Pengambilan Keputusan Berdasarkan Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin, saya termotivasi untuk mengaplikasikan konsep pengambilan keputusan yang telah dipelajari, termasuk empat paradigma, tiga prinsip, dan sembilan langkah, untuk meningkatkan keterampilan saya dalam membuat keputusan. Selain itu, saya akan berbagi pengetahuan tentang materi baru yang telah dipelajari melalui berbagai media, baik secara langsung maupun melalui platform digital agar dapat diakses dengan mudah oleh rekan-rekan guru lainnya.

Sekian hasil refleksi dari pengalaman dan pemahaman saya selama dua minggu mempelajari modul 3.1 tentang pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan sebagai seorang pemimpin. Semoga tulisan ini dapat memberikan pencerahan dan manfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi saya sendiri.

Salam Guru Penggerak,

Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

3.1.f. Eksplorasi Konsep - Modul 3.1 (9) PGP Angkatan 10 -ZAINAL

3.1.j. Koneksi Antar Materi - Modul 3.1 Tentang Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin